#tiramisufact : tiramisu ala starbucks

finally i tasted tiramisu from starbucks! yang juga merupakan kunjungan pertamaku ke starbucks, soalnya selama ini nyariin tiramisu di starbucks jogja gak pernah dapet. kemaren pas kebetulan nongkrong di starbucks sarinah (jakarta) malah nemu. hihihi… mm.. menurutku rasanya agak mengecewakan. rasa kopinya kurang terasa dan krimnya kayaknya juga nggak pake keju. huhuhu.. padahal ekspektasiku, kafe sebesar starbucks pasti menyajikan makanan yang istimewa. paling nggak, rasa tiramisunya mirip lah sama tiramisu yang asli. harganya lumayan (mahal) menurutku, untuk satu cup tiramisu kita harus membayar IDR 31000 (dan rasanya mengecewakan..huhuhu). oya, satu lagi yang aneh adalah servingnya menggunakan piring yang besar untuk tatakan serta sendok makan. bayangin!!! SENDOK MAKAN buat serving dessert.. -.-” hh..ya sudahlah langsung saja, ini dia penampakannya..

Aku dan Gudeg (edisi Gudeg Ceker Seturan)

saya bukan pecinta gudeg. walaupun dari dulu sering sarapan di warung gudeg sebelum berangkat sekolah, tapi saya tidak pernah mau menyentuh makanan berwarna coklat itu. menurut saya dari bentuk dan warnanya saja aneh! saya mulai mau makan setelah beberapa tahun berselang. mencoba mencicip dari piring papa. tau bahwa rasanya baik-baik saja, maka saya mulai berdamai dengan makanan tersebut.
sekarang justru saya harus tinggal di jogja, kota yang identik dengan gudeg. namun jujur, sejak tinggal di jogja saya hampir tak pernah makan gudeg. sampai beberapa waktu yang lalu.. #tsaaah
beberapa waktu yang lalu itu adalah minggu kemarin. saya dan beberapa teman KKN (Luh Novi Wijayanti, Ahmad Irfan Syahindra, Uswatun Budiatmi, dan Doddy Isfan Setiawan) merencanakan “pelarian diri” ke Solo. saya saat itu tak turut menyertai keberangkatan mereka dan menyusul menggunakan kereta pramex. didera kelaparan yang amat sangat maka saya mengiyakan ketika mereka bermaksud membungkuskan gudeg ceker untuk saya.
setelah bertemu dengan mereka, tanpa basa – basi saya langsung menyambar sebungkus gudeg ceker yang mereka bungkuskan. suapan pertama, suapan kedua, suapan ketiga, WOW!!! ” Eh gudegnya enak banget!!” seru saya sambil menyeruputi ceker ayam yang sangat “nglunyum”. sejak itulah saudara-saudara, saya jadi jatuh cinta pada gudeg ceker. sebenarnya karena cekernya sih. hahaha..
jauhnya jarak yang harus saya tempuh karena “ngidam” gudeg ceker ini membuat saya berinisiatif untuk googling gudeg ceker di jogja. dari sanalah saya temukan bahwa sebuah warung tenda gudeg ceker solo ada di seturan, depan halaman Budi Mulia. aaah.. setelah lama memendam hasrat malam ini ke sanalah saya. sampai di sana saya dibuat tercengang! warungnya besar. pengunjungnya banyak. aaaahh sempat khawatir harus menahan lapar karena antri. eh ternyata tidak! saya melihat menu dan mencari menu yang memang saya inginkan: Gudeg Ceker. saya memesan seporsi dan langsung dilayani. how surprisingly!!! tapi saya bingung ketika saya hanya diberi sepiring nasi, gudeg, dan sambel goreng. mana cekernyaaa??? eh ternyata penjualnya bilang cekernya akan diantar. ooow.. and you know what?? saya mendapat nomor urut antrian 13, my favorite number!! kyaaa..makin bersemangat makannya.. hahaha.. tak lama ceker saya datang, juga minuman yang saya pesan. saya langsung lahap menyantap gudegnya. hhmm.. enaaaaak ;9
seporsi gudeg ceker dihargai 8000, isinya sepiring nasi beserta gudeg dan sambal goreng krecek plus 4 buah ceker ayam. di sana juga tersedia berbagai jenis gorengan. tadi saya mencomot 2 potong tempe goreng. hahaha.. selesai makan, saya selesaikan pembayaran dan hanya habis 10500 untuk seporsi gudeg ceker, 2 gorengan, dan teh tawar hangat. kenyang sudah malam ini. oya, kebetulan saya tidak membawa kamera, jadi saya ambil foto yang ada dari google. ini dia penampilan gudeg ceker kita:

mmm.. looks so nyummy rite? jadi kawan jogja, ini bisa jadi salah satu alternatif kuliner kalau bosan dengan gudeg-gudeg yang biasa. hihihi..
oke pals, thanks for reading. jumpa lagi di postingan berikutnya 😀

regards,
belindch

#tiramisufact : tiramisu ala Snap Cafe

ouch.. i really disapointed tonight. i paid 30.000 IDR for a musty tiramisu. whether that was unlucky me or it was the real taste of Snap’s tiramisu? i don’t know.

actually, although it wasn’t musty, it can’t be named as tiramisu since it has no cheese on it. it was just some layers of cake with cofee taste and an ordinary whipping cream. just the same with tiramisu ala Kedai Kopi. mine even better.

tiramisu called as tiramisu if it at least contains mascarpone cheese,  lady fingers biscuit soaked in coffee, and rhum. since rhum is forbidden for moslem, i usually replace the rhum with rhum essence. and because it’s difficult to find lady fingers biscuit, i replace it with sponge cake.

so, if you wonder how does the Snap’s tiramisu look like, here it is..

you may also read these posts:

1. #tiramisufact: tiramisu at kafe coklat

2. #tiramisufact: tiramisu ala parsley

3. #tiramisufact:tiramisu from kopi luwak

4.#tiramisufact: tiramisu ala kobayashi

5.#tiramisufact: finally tiramisu ala pizza pazza

6. #tiramisufact: classic tiramisu ala belindch

7. #tiramisufact: frozen tiramisu by dixie